Monday, September 15, 2014

Linda kenapa masih berangkat ke Swedia sih kemarin?

Hej!
Selamat pagi teman-teman sekalian.
Pagi ini saya berikan posting selipan, bukan tentang Swedianya, tapi cerita prosesnya yang tidak semua orang tau.
Lalu kenapa judulnya gitu? 'Linda kenapa masih berangkat ke Swedia sih kemarin?'
Mungkin beberapa pembaca tidak tahu maksudnya. Baiklah saya akan mencoba untuk menjelaskannya.

Kemarin, dua hari saya berangkat ke Swedia (21 Agustus 2014), bapak saya telah dipanggil oleh Allah SWT untuk pulang ke pangkuan-Nya dalam keadaan sehat wal'afiat. Dan intinya saya posting ini untuk menjelaskan kepada mereka yang berpikir bahwa saya gila karena tetap berangkat ke Swedia keesokan harinya setelah bapak saya meninggal dan bersenang-senang disana.

Seperti biasa saya akan jelaskan per kronologisnya ya biar enak :)

Tidak ada yang mengira memang bapak saya akan pergi sangat cepat seperti ini. Bapak kemarin masih sehat, masih ketawa-ketawa bareng, masih telpon saya, bahkan masih ngetrail. Tapi benar apa yang dikatakan om saya, "Mati, lahir, jodoh, dan rejeki sudah ditentukan sama Allah". Allah pemiliknya, bukan kita. Sedih memang, sangat sedih dan terpukul. Bahkan sekarang sudah hampir satu bulan kepergian bapak, saya masih suka sedih dan tidak percaya bahkan lupa kalau bapak sudah ga ada.

Saya terakhir ketemu bapak secara fisik kemarin saat pulang lebaran. Saya sangat bersyukur ternyata saya bisa pulang lebaran ini dan ternyata itu adalah perjumpaan yang terakhir saya dengan bapak. Setelah itu kami tetap sambung komunikasi by phone. Sudah menjadi kebiasaan dan hampir setiap hari jika saya telpon bapak pasti 2 jam lebih. Entah apa saja yang kami obrolkan. Awalnya ngomongin kuliah pasti nanti-nanti nyangkut politik juga, lalu pindah lagi ke bisnis, pindah lagi ngomongin motor trail. Sangat indah. Itu adalah moment-moment yang sangat saya rindukan saat ini. Biasanya ada yang diajak ngobrol sampai tengah malam, tapi sekarang saya sendirian.

Saya nggak akan cerita keseluruhan, karena saya rasa tidak perlu. Saya akan ceritakan beberapa hari yang menyangkut bapak dan swedia ini.

Waktu itu tanggal 18 Agustus 2014, siang hari saya keluar untuk membeli perlengkapan yang belum ada. Tapi tiba-tiba saya mendapat pemberitahuan dari pihak penyelenggara bahwa briefing yang diadakan pada tanggal 19 besok dimajukan jamnya menjadi pukul 10 siang (harusnya pukul 3). Ini sangat pengaruh sekali bagi saya yang berangkat dari Bandung. Seharusnya saya bisa berangkat dengan santai pukul 11 tapi saya jadi berangkat dari Bandung subuh-subuh. Malam di hari itu pukul 23:23 bapak menelpon saya. Bapak menyuruh saya untuk sekalian bawa barang yang akan dibawa ke Swedia nanti. Jadi saya disuruh di Jakarta aja dari tanggal 19 sampai tanggal keberangkatan. Awalnya karena bapak khawatir karena menurut berita kang Emil (Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung) sempat mengadakan latian dengan aparat untuk menutup pintu tol Pasteur untuk mencegah keluarnya masa pro Prabowo dari Bandung yang akan berdemo rusuh-rusuhan. Bapak saya khawatirnya berangkat ke bandara langsung tanggal 23 siang akan terhambat hal tersebut. Karena pengumuman sidang MK tersebut akan diumumkan tanggal 21. Prediksi kerusuhan tanggal 20-23. Jadi bapak saya waktu itu sedikit ngotot untuk menyuruh saya stay saja di Jakarta. Terus terang saya sangat kaget dan bingung, saya bingung harus apa. Sudah jadwal briefing yang dimajukan jamnya, lalu bapak yang tiba-tiba minta saya untuk stay di Jakarta sedang saya belum packing. Saya tidak berani melawan bapak, waktu itu saya hanya bilang 'iya pak saya akan coba packing sekarang, jika selesai saya akan di Jakarta mulai besok. Nanti saya kabari lagi nggih pak subuh sebelum saya berangkat'. Beres telpon bapak saya langsung packing secepat mungkin. Tapi karena sambil sedikit bingung, pergerakan saya sedikit lambat.

Tanggal 19 subuh-subuh. Alhasil packing saya tidak selesai hari itu. Jadi saya hanya sms ke bapak 'pak maaf saya sudah harus berangkat travelnya, tapi saya tidak jadi menginap di Jakarta hari ini. Mungkin besok saya akan di Jakarta, ngapunten pak :)'. Hari ini sangat banyak pengalaman baru buat saya terutama untuk bekal di dunia profesional. Hal seperti ini sudah seharusnya saya ceritakan kepada bapak. Tapi waktu malam tanggal 19 itu telponnya tidak diangkat. Tapi karena saya tidak punya pikiran apa-apa ya saya simpan ceritanya karena saya bisa cerita kemudian hari.

Tanggal 20 siang saya perwalian di kampus. Beres perwalian saya pulang untuk melanjutkan packing dan cepat-cepat ke tempat travel untuk berangkat ke Jakarta. Saya berangkat dari bandung sekitar pukul setengah delapan malam. Sampai di Jakarta sekitar pukul sepuluh. Seperti biasa sesampainya saya dari perjalanan saya selalu memberi kabar kepada mama dan bapak saya walaupun via bbm. Tapi waktu itu karena sudah larut saya mengutamakan untuk meghubungi teman saya yang akan saya tumpangi kosannya selama di Jakarta. Karena sudah larut mereka sudah tidur semua. Hampir setengah jam saya menelpon mereka dan akhirnya diangkat. Naiklah ojek saya kesana. Sesampainya di depan kosan teman saya dan bertemu dengan teman saya, saya terlebih dahulu membeli makan malam karena tadi saya belum sempat makan. Setelah itu kami masuk ke kosan teman saya. Saya makan dan teman saya menemani saya sambil nonton tv. Saat makan saya baru sambil bbm mama dan bapak saya mengabari bahwa saya sudah sampai di Jakarta. Waktu itu yang membalas bbm saya hanya mama. Mama menceritakan kegiatannya hari ini karena hari itu mama ikut seminar yang dibayarin oleh temannya. Otomatis hal itu membuat mama senang. Lalu tiba-tiba mama tidak menjawab bbm saya. Padahal beberapa detik yang lalu mama selalu langsung membalasnya. Saya pikir mama ketiduran seperti biasanya. Ya sudah saya dan teman saya juga tidur saja karena besok teman saya harus kerja paginya.

Tanggal 21 pukul 2:30 dini hari ada telpon masuk. Ternyata dari kakak sepupu saya, dia bertanya 'kamu lagi di Bandung a lin?'. Karena sepertinya kondisi saat itu darurat, pakde saya langsung ambil alih telpon tersebut dan bilang kepada saya,
Pakde: 'lin kamu sekarang cepet pulang sama babang (abang saya). Bapakmu nggak sadar.'
Linda: 'lho kenapa i bapak pakde?'
Pakde saya hanya terus bilang kepada saya bahwa bapak nggak sadar. Tapi saya rasa saya punya hak untuk tau karena saya anaknya. Awalnya saya pikir bapak naik motor malam-malam lalu kecelakaan, karena dulu sewaktu saya kecil bapak sempat mengalami kejadian tersebut. Saya masih ngotot untuk bertanya kenapa. Dan akhirnya pakde saya berikan gambaran cepatnya, 'tadi bapakmu lapar, minta makan ke mamamu, trus batuk-batuk trus nggak sadar.sekarang sedang di rumah sakit'
Saat itu saya sangat tidak punya hati mendengar kabar tersebut. Selesai tutup telpon saya langsung ambil wudhu untuk sholat tahajjud untuk menenangkan diri. Bukannya tenang saya malah menangis sedikit lebih kencang sampai membangunkan teman saya yang punya kamar tersebut. Dia menyuruh saya untuk mengaji apapun supaya saya tidak kepikiran yang aneh-aneh. Sembari mengaji saya terus telpon abang saya dan menunggu kabar bapak sudah sadar dari pakde saya. Tapi abang saya tidak kunjung mengangkat telepon dan pakde saya juga tidak menelpon balik. Saya terus mengaji sambil menangis karena saat itu saya sangat ingin berada di dekat bapak di rs.
Abang saya baru menjawab telepon waktu subuh. Saya beritau bahwa tadi pakde mengabarkan bapak sedang tidak sadar. Abang saya langsung telpon balik ke rumah. Beberapa menit kemudian abang menelpon saya balik. Abang bilang, "dek, bapak dimakamno jam 10..blablabla". Belum selesai dia bicara langsung saya potong omongannya, "sopo sopo bang dimakamno???? sopo?? bapak meninggal a bang????". Langsung saya menangis saat itu karena kaget dan saya sangat tidak percaya. "lho kamu tadi emang dikasih tau gimana dek sama pakde?". "tadi lo pakde cuma bilang bapak gak sadar trus masih di rumah sakit." Ternyata bapak sudah tidak ada dari sekitar pukul 1.00. Setelah itu saya langsung mengajak abang untuk pulang ke Malang karena saya ingin mengantar bapak setidaknya. Iya, yang saya mau saat itu adalah ketemu bapak. Pukul 7 kami bertemu di bandara soekarno hatta. Saya yang datang 30 menit lebih dulu mencari tiket on the spot yang langsung ke Malang. Tapi adanya penerbangan pukul 12.35. Nyampenya mungkin pukul 3. Saya sudah tidak tahan. Saya pingin cepat di rumah. Counter demi counter saya tanyakan apakah mereka ada penerbangan direct ke Malang, dalam pencarian ke setiap counter ini tanpa terasa tumpah juga air mata saya setiap saya berjalan. Akhirnya abang saya datang juga. Mulai sedikit tenang saya ketika sudah ada abang saya dan air mata saya sedikit berkurang. Abang saya mengontak teman-temannya yang kerja di maskapai untuk dicarikan penerbangan tercepat ke Malang. Akhirnya dapat juga pukul 10 siang sampai di Malang pukul 1 siang. Awalnya saya masih mau protes, tidak adakah yang lebih pagi karena itu waktu bapak dimakamkan. Tapi tidak ada. Alhamdulillah akal sehat saya sudah sedikit kembali saat itu, saya berpikir mungkin saja sebenarnya kalau kita minta untuk pemakaman bapak diundur jadi setelah sholat dzuhur dan menunggu kita. Tapi saya rasa bapak akan kasian jika hanya untuk menunggu kami. Lebih cepat dimakamkan lebih baik. Abang saya juga setuju dengan pernyataan tersebut, begitu juga pakde saya di Kalimantan yang juga akan terbang ke Malang untuk bapak saya. Semua sepakat untuk tidak perlu menunggu kami, kami ikhlaskan bapak agar bapak tenang disana.
Di waiting room saya mencoba untuk membuka akun sosmed bapak. Disana banyak sekali ucapan duka cita untuk bapak. Ungkapan-ungkapan kehilangan yang diiringi dengan cerita kenangan mereka bersama bapak (terutama teman-teman bapak dari komunitas trail KLX Indonesia). Rasa campur aduk setiap membaca kalimat 'innalillahi wa innaillahi raji'un..' Saya mencoba menahan tangis saya tapi tidak bisa, ini terlalu mengagetkan. Bersyukur saya bersama abang saya pada saat itu. Terus ditenangkanlah saya saat itu. Akhirnya saya mencoba tenang karena saat ini abang saya pun rasanya pasti juga sama hancurnya dengan saya. Hanya saja mungkin karena dia melihat saya sudah menangis seperti itu jadi tidak mungkin abang saya ikut down juga. Good job bang! Thanks and sorry!!

Sampai di Malang pukul 1, Linda sudah jauh lebih tenang. Ternyata pesawat kami dan pesawat pakde yang dari Kalimantan datang bersamaan. Subhanallah, mungkin ini rejeki bapak. Bapak pingin kami semua barengan biar nggak sedih sendirian. Langsung kami pulang ke rumah. Di perjalanan kakak sepupu saya bercerita segala proses bapak tadi. "Bapakmu rud (nama abang saya), konco-koncone wuakeh sing ngeterno" (Bapakmu rud, teman-temannya buanyak yang mengantar ke makam). Mendengar cerita mas sepupu saya ini betapa lancarnya proses pemakaman bapak, saya pun hanya mengucap "Alhamdulillah deh kalo gitu mas". Sampai pulang pun dan menemui tamu di rumah saya juga hanya bilang "Alhamdulillah". Saya tidak tahu mungkin sekali lagi orang berpikir kalau saya gila karena bapaknya meninggal kenapa kamu bilangnya Alhamdulillah bukan malah sedih.
Yang saya pikirkan saat itu adalah, bapak meninggal dengan sangat tenang dan cepat walau menyakitkan bagi yang ditinggalkan. Tapi setidaknya kami tahu bapak tidak tersiksa. Yang kedua adalah proses pemakaman bapak yang sangat sangat lancar. Walaupun teman-teman bapak yang mengiringi saaangat banyak, pemakaman tidak rusuh. Mereka justru seperti sudah memiliki tugasnya masing-masing. Semuanya lancar dan sangat cepat. Kata sepupu-sepupu juga pas deket bapak ternyata bau harum dan saat diangkat jenazahnya bapak ringan. Intinya adalah jika Allah sudah mengindahkan kepergian bapak seperti itu kenapa kita harus menampakkan kesedihan di hari itu. Jadi itu lah kenapa saya hanya bilang Alhamdulillah kepada semua. Bapak tidak meninggalkan apa-apa selain kebanggaan dan ahlaq kepada anak-anak, istri dan keluarga besarnya. Oleh karena itu kami pun sedikit-sedikit mencoba untuk menguatkan diri mengikhlaskan bapak.

Ibaratnya kita punya berlian. Kita akan sangat menyayangi berlian tersebut. Tapi suatu ketika ibu kita ingin memiliki berlian tersebut. Karena kita percaya dan sangat mencintai ibu kita, kita mau tidak mau akan lapang dengan sendirinya menyerahkan berlian itu kepada ibu kita. Selain rasa cinta kita kepada ibu kita yang lebih besar daripada kecintaan kita terhadap berlian tersebut, kita percaya bahwa ibu kita akan melakukan yang terbaik untuk merawat berlian tersebut. Dan ibu meminta berlian tersebut dari kita juga karena ibu sangat menyayangi kita.
Begitu juga dengan hal ini. Bapak adalah berlian saya. Saya menyayangi bapak, tapi saya juga mencintai Allah. Allah meminta bapak untuk pulang. Mau tidak mau saya harus ikhlas karena saya percaya Allah akan menyayangi bapak seutuhnya disana :)

Malam hari ketika semua orang sudah pulang saya gunakan kesempatan ini untuk menemani mama. Mama benar-benar sangat terpukul, seharian tadi menangis tiada henti. Tapi malam itu Alhamdulillah mama sudah mulai tenang untuk menceritakan semuanya. Ternyata semua yang diinfokan pakde saya pada pukul 2:30 tadi hanya untuk sekedar menjaga perasaan saya. Kronologis aslinya pun bapak lebih tenang saat meninggal. Cuma manggil mama, jatuh ke kasur, trus udah aja tidur. Sepertinya sebelum bapak jatuh itu bapak mau balas bbm saya yang tadi saya kabari kalau saya sudah sampai di Jakarta. Karena waktu dilihat di bb bapak, bapak sudah ketik ke saya, cuma belum sempat disend.
foto BB bapak. bahkan saya salah tulis jakarta menjadi bandung
Rencananya bahkan saya hampir tidak diberitahu kalau bapak meninggal hanya karena takut saya urung berangkat ke Swedia karena hal ini. Mungkin saya akan gila jika saya tidak diberi tahu lalu saat di Swedia saya cek sosmed bapak sudah banyak tertuliskan 'innalillahi wa innaillahi raji'un'. Mau jadi apa saya di Swedia. Pulang lebih cepat dari rombongan pasti tidak bisa. Tapi untungnya Allah tidak membiarkan hal tersebut terjadi. Allah menyayangi bapak, Allah tidak biarkan bapak sedih. Bapak akan sedih jika kita sedih. Jadi Allah mengizinkan saya untuk tau. Walaupun tidak sempat mengantar bapak, saya mencoba ikhlas disini. Saya masih punya kehidupan kedepannya. Terlebih masih ada mama disini. Betul kata abang saya, 'life must go on'. Jadi karena itu lah saya tetap berangkat walaupun bapak baru meninggal. Jadi bukan karena saya ambis akan Swedia jadi saya merelakan keluarga saya. Bapak sudah sangat intens mempersiapkan saya untuk ke Swedia ini. Setiap malam telpon berjam-jam, bapak menyebutnya 'kuliah malam'. Memberikan pengarahan bagi saya untuk bagaimana bersikap disana nanti dan selalu membuat saya lebih tenang untuk menghadapi pengalaman pertama tapi super precious ini. Jadi saya rasa justru bapak bisa sedih disana kalau saya tidak jadi berangkat. Untuk menjaga mood dan semangat saya disana saya anggap bahwa ini cara Allah agar saya bisa ke Swedia bersama bapak. Bapak juga melihat apa yang saya lihat, bapak juga merasa semua yang saya rasakan.

Jadi jika ada yang berpikir saya hanya bersenang-senang dan lupa akan keluarga karena di trip Swedia ini, anda salah besar. Siang hari ketika berkegiatan dan bertemu dengan orang-orang saya memang tampak tertawa-tawa dan senang bersama mereka. Difoto juga tampak demikian. Tapi sebenarnya di malam hari saya selalu menangis sendirian. Saya ingin menceritakan semua yang saya alami dan saya lihat disini ke bapak seperti biasanya, tapi sudah tidak bisa. Walaupun semua orang bilang tanpa saya ceritakan pun bapak sudah ikut liat apa yang saya alami disini. Ya mungkin ini berat karena masih baru saja bapak meninggal sehingga saya masih suka kangen sekali untuk mengobrol dengan bapak, terlebih belakangan sebelum bapak meninggal kami semakin lebih akrab dan intens.

Tapi semua harus kita kembalikan kepada ketetapan Allah. Allah yang punya lahan. Kalau Allah mau, Allah bisa lakukan apa saja. Tapi Allah bukan tuan yang semena-mena, Allah pasti pertimbangkan apapun yang dilakukan-Nya. Semua untuk segalanya yang lebih baik, jauh, jauh lebih baik pasti. Tinggal kita mau nurut atau tidak sama Allah. Walau masih struggle, tapi saya akan coba udah kuat menghadapi proses kehidupan ini kedepannya. Memang kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan. Tapi coba saja kita lakukan yang terbaik sebisa kita. Pepatah sepele 'gantunglah cita-citamu setinggi langit' itu sangat benar. Dari SMP saya percayai pepatah itu, dan ternyata kemarin teman saya juga menyemangati saya dengan pepatah tersebut. Maksud pepatah tersebut adalah jika anda sudah menaruh cita-cita anda setinggi-tingginya atau sudah melakukan hal yang terbaik sebisa anda, jika anda gagal anda masih mendapatkan hal yang tidak jauh-jauh dari cita-cita anda semula. At least kita tidak mendapatkan kesia-siaan.

Pesan saya bagi teman-teman yang masih memiliki anggota keluarga lengkap terlebih orang tua lengkap, pergunakan waktu kalian untuk sebisa mungkin senang bersama mereka. Beritakanlah kepada mereka segala hal yang membahagiakan dan tidak membuat mereka khawatir. Habiskanlah waktu teman-teman bersama mereka karena kita tidak akan pernah tau apa rencana Allah SWT Yang Maha Agung untuk kita.

Sekian postingan dari saya. Maaf jika kali ini postingan saya amburadul. Karena saat menullis ini juga tidak mudah bagi saya. Tapi saya sangat ingin mengeluarkan segala pikiran saya tentang ini semua. Jika anda tidak mau membaca ini juga silahkan. Maaf jika ada yang tidak berkenan dan tidak dimengerti. Salam..

2 comments:

  1. Mbak linda bacanya merinding terus tetiba nge flash-back masa-masa itu hahaha, aku nggak bisa bayangin rasanya di posisi mbak linda harus langsung merasakan dua suasana yang berbeda, mbak linda tabah sekali! Insyallah bapak tenang dan pasti selalu bangga sama mbak Linda

    Salam sayang dari ghea ({})

    ReplyDelete
    Replies
    1. huhuhu iya makasih ya cantikkuuuu <3 aku juga ga punya hati pas itu. asline jadi lemes banget dan males ngapa2in sampe hampir ga mau berangkat, tapi ini termasuk yang ditunggu banget sama bapak, tapi masih gak tega ninggal mama yang belum stabil di rumah, ini itu, dilemaaa. tapi karena aku ngglambyar aku manut aja wes sama Allah aku harus ngapain2nya. Hamdalah, Allah selalu ada untuk bimbing dan bantu aku disaat2 kemarin itu, huhuhu.. sedih sih tapi lebih banyak hikmahnya insyaAllah :) masih labil sih ini sebenernya haha sok2an banget yak ngomong gini, duuuuh makannya aku sangat kagum ke kamuuuuuh, anak hebaats <3 <3

      Delete